Skip to main content
Gaji Penonton Bayaran Kini Diungkap Sensen pada Raffi Ahmad, Asisten Suami Nagita: Gak Semahal Dulu

Gaji Penonton Bayaran Kini Diungkap Sensen pada Raffi Ahmad, Asisten Suami Nagita: Gak Semahal Dulu

Gaji Penonton Bayaran Kini Diungkap Sensen pada Raffi Ahmad, Asisten Suami Nagita: Gak Semahal Dulu

Fakta terkait penonton bayaran kini diungkap asisten  Raffi Ahmad yakni  Sensen. Ternyata suami  Nagita Slavina dapati fakta.

Menurut  Sensen pada ayah  Rafathar itu, gaji atau penghasilan penonton bayaran kini tak semahal dulu.

Diketahui, sebelum menjadi asisten pribadi  Raffi Ahmad seperti sekarang, dulu  Sensen adalah penonton bayaran dari program musik.

Nah, terkait fakta penonton bayaran kini diungkap Sensen di tayangan video RANS Entertainment baru-baru ini.

"Lu katanya mau jadi penonton Dahsyat lagi?," tanya Raffi menggoda asistennya.

"Naudzubillah Min Dzalik, jangan dong bos. Sekarang penonton Dahsyat udah enggak semahal dulu," ujar  Sensen.

Raffi lantas bertanya besarnya penghasilan  Sensen sebagai penonton bayaran saat itu.

"Rp 75.000 (tahun) 2010," kata  Sensen.

Halaman Selanjutnya

"2 jam gitu-gitu (jadi penonton), Rp 75.000? Setiap hari?," tanya Raffi terkejut.

Sensen membenarkan pertanyaan Raffi dan mengatakan nominal itu masih dikalikan tiga, karena Sensen tidak hanya menjadi penonton bayaran di satu program televisi.

Dalam satu hari,  Sensen bisa menjadi penonton bayaran di tiga acara berbeda.

Sehingga besarnya penghasilan  Sensen dalam sebulan bisa mencapai Rp 6 juta lebih.

"Berarti lu jadi penonton (bayaran) banyak duitnya dong," kata Raffi.

"Alhamdulillah," jawab  Sensen.

Tampil di tiga program musik berbeda,  Sensen hanya disyaratkan satu hal, yaitu agar wajahnya tidak muncul di program selain Dahsyat.

Karena seandainya wajahnya sampai terlihat di acara lainnya,  Sensen bisa langsung dicoret dari daftar penonton bayaran.

"Jadi penonton misal lu di Dahsyat, ditandain kalau muncul di tempat lain, dicoret?," tanya Raffi.

"Dicoret," jawab  Sensen yang pertama kali mulai menggunakan nama itu sejak menjadi penonton Dahsyat di Season City, mal di dekat rumahnya.

Dalam kesempatan itu,  Raffi Ahmad berjanji akan membiayai umrah asisten pribadinya,  Sensen dan kedua orangtuanya.

Janji Raffi membiayai umrah asisten dan dua oranguanya itu terucap saat mengunjungi rumah  Sensen.

Terlebih  Sensen juga mengatakan pada Raffi, sudah sejak lama ingin mewujudkan impian ibunya itu sampai belum terpikir untuk menikah.

"Keinginan nikah ada, tapi bahagiain nyokap dulu," kata  Sensen dikutip dari YouTube Rans Entertainment.

"Nyokap tuh pengin banget umrah bareng, doa bareng," lanjutnya.

Setelah mendengar cerita dari  Sensen, Raffi baru menyadari ternyata diantara dua asisten lainnya, Merry dan Lala, hanya  Sensen yang belum berangkat umrah.

Karena itu Raffi berjanji akan memberangkatkan  Sensen dan dua orangtuanya umrah.

"Lu gue umrohin deh sama nyokap lo," kata Raffi.

"Ya udah berarti ajak bokap nyokap lo umrah, berangkat aja bertiga deh," sambung Raffi.

Terkejut dengan ucapan Raffi,  Sensen berulang kali bertanya untuk memastikan niat Raffi.

"Bos beneran?," tanya  Sensen.

"Sumpah demi Allah, lo, nyokap lo, bokap lo," ucap Raffi.

Sikap Raffi yang tanpa pikir panjang membiayai umrah  Sensen dan kedua orang tuanya itu menuai pujian dari netizen.

"Alhamdulillah ya kak sensen bisa berangkat umroh beserta org tua berkat aa raffi.. Semoga lancar segalanya buat aa raffi," tulis Mama Aqil.

"Mulia banget aa raffi selalu membahagiakan org yg berjasa dlm karir nya, gak cuman karyawan tpi keluarga nya dibahagiakan juga..," tulis Bang One.

"Masya Allah semoga kebaikan Aak Rafi sekeluarga selalu di beri rejeki dan di mudahkan segala sesuatunya Amiiiin," tulis Surini Surini.

Ini bukan pertama kali Raffi memberikan hadiah tiba-tiba pada karyawannya. Sebelumnya, Raffi juga membelikan  Sensen mobil sebagai hadiah ulang tahun. Juga membelikan rumah untuk.

Simak video selengkapnya: 

youtube image

Fakta Penonton Bayaran TV Dulu

Dari sekian banyak program TV yang seru buat kita pantengin, ternyata ada secuil ‘kebohongan’ yang lucunya, udah jadi rahasia umum.

Misal, soal konten acara yang nggak 100 persen betulan. Ngakunya reality show, tapi ternyata ada script-nya.

Begitu juga dengan keriaan sebuah program live studio atau outdoor dengan puluhan bahkan ratusan penonton. Mereka berteriak, bertepuk tangan sampai joget-joget, tapi ternyata nggak tulus. Karena, eh karena mereka adalah Penonton Bayaran (selanjutnya disingkat PB aja ya, RED).

Meski fenomena ini udah muncul sejak lama, dan bahkan mungkin lo juga udah tau, nyatanya masih ada hal-hal terselubung lain, yang belum banyak disundul ke permukaan.

Mulai dari sudut pandang TV-nya, sampai dari sisi PB-nya sendiri. Biar nggak penasaran, so, mari kita “telanjangin” infonya satu per satu.

Hampir Semuanya Bayaran

Kalau PB hadir di acara musik atau talkshow, kita udah nggak kaget. Namun faktanya, di luar dua genre acara itu pun, hampir semua program di televisi selalu membutuhkan yang namanya PB.

“Acara yang butuh PB itu banyak deh. Musik, talkshow, lawakan, penghargaan-penghargaan, acara dakwah, semua itu butuh penonton tuh, nggak ada yang datang sendiri.” aku ibu Rini Pilar, koordinator PB untuk sebuah program musik di salah satu saluran TV swasta.

Fakta lain juga dibocorin sama Andre A. Hidayat, talent coordinator dari sebuah saluran TV swasta, yang suka ngurusin penggunaan jasa PB. Menurutnya, semua acara yang dilakukan di dalam studio, pastinya perlu jasa PB. Termasuk ulang tahun TV, atau acara-acara TV yang besar, semuanya butuh penonton bayaran.

Lumbung Duit

Satu hal yang mungkin menggelitik kita adalah, kenapa sih TV-TV ini perlu ‘merekayasa’ keriuhan acaranya sampai harus menggunakan jasa PB?

Mereka itu punya kebutuhan visual yang rame dan padat buat program TV yang diusungnya.

“Selain kebutuhan visual, penonton juga diperlukan untuk membangun mood yang baik buat host atau bintang tamu.” kata Andre.

Nah, kalau TVnya dapat ‘manfaat’ dari segi visual, ternyata para penontonnya sendiri juga bisa untung, lho.

Contohnya Andina. Setiap pagi, cewek ini rutin menjadi penonton bayaran di sebuah acara salah satu TV swasta. Dari awalnya cuma iseng, sekarang dia malah dapat kerjaan dari sana.

“Aku ikut ginian sejak tahun 2014. Awalnya sih mau nonton band temen yang manggung di sini, akhirnya diajakkin jadi penonton yang dibayar. Iseng aja, kalau lagi males ya males juga. Tapi nggak ada yang tau kan dari iseng-iseng gini kita bisa dapat apa, kayak sekarang aku jadi asistennya Nania Indonesian Idol. Pernah jadi asistennya Marcell Chandrawinata dan Lolita Agustine juga.” cerita Andina.

Beda keuntungan Andina, beda lagi keuntungan yang dibabat sama Dea. Mahasiswi semester 4 Universitas Pancasila ini kerap menghadiri berbagai acara TV demi mencari tambahan dana buat kegiatan kemahasiswaan di kampusnya.

“Iya, baru angkatan gue sih yang inisiatif jadi penonton bayaran. Karena sebenernya lumayan mempengaruhi banget. Biasanya kalau kita cari dana dengan ngamen, udah jauh-jauh ke tempatnya, eh dapetnya cuma dua ratus ribu. Ke sini kita jauh-jauh, bisa dapat 500-600ribu. Dua kali lipat gitu.” papar Dea yang ngaku enjoy banget sama kegiatan nonton begini.

Ada pun yang menekuni kegiatan PB ini sebagai mata pencaharian, mereka bisa ngantongin duit di kisaran 1,5-2 juta per bulan. Tapi buat mencapai angka segitu, mereka mesti mau mengisi bangku penonton di 3 sampai 4 program TV per hari. Widih, capek juga tuh.

12 Juta Sebulan

Selain tau cerita seru dari para penontonnya, kita juga perlu tau kalau mereka itu nggak jalan sendiri-sendiri. Ada pihak-pihak yang bertugas mencari, mengumpulkan, dan mengkoordinir para PB ini untuk kemudian diajak ‘main’ ke berbagai program TV.

Dengan kata lain, pihak-pihak inilah yang telah menjadikan dunia PB sebagai ladang bisnis yang rupanya lumayan ‘basah’.

Ya gimana nggak basah kalau ternyata mereka bisa mendulang rupiah minimal 12 juta dalam satu bulan? Bermodalkan alat komunikasi dan networking yang luas, satu kepala bisa membawahi beberapa kepala lainnya di berbagai daerah.

‘Kepala daerah’ yang biasa disebut koordinator lapangan (koorlap) ini, bisa mengumpulkan ratusan PB untuk kemudian diboyong ke program TV setiap saat. Bahkan, satu jam sebelum program TV-nya mulai pun, bisa!

“Saya punya koorlap yang banyak di daerah-daerah. Semua Jabodetabek ini saya ada koorlapnya, dan mereka yang bawain penonton bayaran kalau dibutuhkan di sini berapa, di situ berapa. Saya tinggal hubungi mereka.” ujar Mukhlis, salah satu koordinator agensi PB kategori umum yang bisa meraup keuntungan hingga 50 juta per bulan.

Selain kategori umum, ada lagi yang namanya kategori mahasiswa. Penonton bayaran dari kategori ini, sama kayak Dea, biasanya mencari kesempatan nonton buat menambang rupiah demi terlaksananya kegiatan di kampus.

Rika, salah seorang koordinator penonton bayaran dari kategori mahasiswa ini ngaku malah bisa mengantongi maksimal 17 juta rupiah satu bulan.

“Dulu ada acara di kampus, aku jadi koordinator danusnya dan cari-cari link buat jadi penonton bayaran. Lama-lama ada yang mau minta tolong buat nonton juga. Tadinya nggak nyari keuntungan, eh tapi makin lama makin banyak yang minta. Akhirnya coba potong aja fee dari fee mereka. Dan keterusan deh sampai sekarang.” pungkas cewek yang udah punya koneksi PB dari puluhan kampus ini.

Perputaran Uang “PB”

Dari menelusuri langsung ke berbagai pihak yang terlibat dalam bisnis Penonton Bayaran ini, kami pun mendapatkan gambaran mengenai perputaran uangnya.

Awalnya, beberapa program TV yang membutuhkan PB, kayak acara musik, talkshow, komedi/lawakan, award ceremony, program rohani, dan beberapa special event, melalui talent coordinator di setiap program TV-nya bakal mencari agensi yang punya banyak koneksi PB.

Talent coordinator program TV tersebut bakal menyampaikan kebutuhan PB ke agensi, dari beberapa aspek: jumlah (30-300 orang); kategori (umum, mahasiswa, atau umum+mahasiswa); usia (tergantung segmentasi acara); penampilan (formal, semiformal, atau casual).

Nah, agensi PB ini awalnya mengumpulkan PB dengan cara mencari atau dicari oleh calon PB. Kemudian, agensi ini bakal mencari TV yang membutuhkan PB atau dicari oleh talent coordinator dari program TV tadi. Kalo udah gini, agensi tinggal ngajak-ngajakkin PB yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh program TV.

Perputaran uangnya, bakal terjadi kalo udah ada kesepakatan antara pihak agensi/penyedia PB dan talent coordinator dari program TV tersebut. Bayaran para PB biasanya berkisar antara 25,000-100,000 rupiah/orang/program TV (tergantung skala dan segmentasi acara).

Lalu, agensi bakal memotong 5,000-15,000 rupiah dari bayaran setiap PB. Para PB tadi yaa, minimal bakal mendapatkan bayaran 20,000 di setiap program TV. Karena minimal, ya jadi masih bisa lebih.

Disclaimer: Info ini merupakan gambaran secara umum, belum tentu semua pengguna jasa penonton bayaran alias PB menggunakan sistem kayak gini.

Halaman Awal