Inilah penampakan rumah rahasia sang pendakwah Syekh Ali Jaber untuk
keluarga dhuafa.
Rumah rahasia Syekh Ali Jaber ini dibangun ketika sang pendakwah tengah
berjuang melawan sakitnya.
Meski tengah sakit sekalipun, Syekh Ali Jaber tetap rela membantu sesama.
Penampakan rumah rahasia Syekh Ali ini pun baru terkuak setelah sang
pendakwah meninggal dunia.
Sebagai informasi, Syekh Ali Jaber meninggal dunia di Jakarta, Kamis
(14/1).
Meski telah tiada, jejak kebaikan Syekh Ali Jaber masih bisa dirasakan
oleh keluarga, kolega bahkan warga lainnya hingga saat ini.
Salah satu jejak kebaikan Syekh Ali Jaber yang dirasakan saat ini adalah
dibantunya renovasi rumah keluarga dhuafa di Krukut, Jakarta Barat.
Renovasi rumah keluarga dhuafa ini merupakan merupakan implementasi dari
program #SambungAmal Yayasan Syekh Ali Jaber.
Dikutip dari program acara Insert Trans Tv pada Jumat (12/2/2021), sang
pemilik rumah Ibu Nur mengaku tak sangka jika kediamannya akan direnovasi
Syekh Ali.
Ibu Nur menjelaskan, pertama kali Syekh Ali Jaber datang ke rumahnya
dengan ekspresi prihatin.
"Saat itu ekspresi dia kelihatan sedih melihat kondisi rumah. Mungkin
merasa bersalah atau seperti apa gitu," ucap Ibu Nur.
Kemudian, Ibu Nur menyatakan, ketika kunjungan itu Syekh Ali Jaber melihat
sekeliling rumahnya tersebut hingga terdapat kabar jika rumahnya akan
direnovasi.
Kondisi rumah yang sebelumnya tak layak ditinggali karena atapnya sudah
tua, kini telah berubah menjadi hunian yang nyaman.
"Kondisi sebelum direnovasi, sudah pada rapuh rumahnya. Kondisi rumah ini
sekarang jauh lebih baik," aku Ibu Nur.
Ibu Nur menuturkan, Syekh Ali Jaber rela merenovasi rumahnya meski saat
itu dalam kondisi sakit.
"Renovasi rumah ini berjalan ketika Syekh Ali sakit. Rampung dalam tiga
minggu, dimulai 10 Januari 2021," beber Ibu Nur.
Terlihat rumah tersebut kini telah memiliki atap dan dinding yang kokoh.
Terdapat pula pintu yang layak dan penerangan untuk kamar dan rumahnya.
"Dulu rumahnya pada rapuh," jelas Ibu Nur.
Lebih lanjut, Ibu Nur tak mampu mengucapkan kata-katanya ketika melihat
rumahnya telah layak huni saat itu.
Atas kepergian sang pendakwah asal Madinah itu, Ia berharap agar ada sosok
Syekh Ali Jaber lainnya yang membantu sesama.
"Saya hanya bersyukur dengan Allah SWT dan Syekh Ali Jaber serta
rekan-rekan yang membantu. Yayasan Al Anwar jadi petunjuk untuk Syekh
membantu saya, kalau anak saya tidak sekolah di sana, mungkin saya tak
dapat bantuan," jelas Ibu Nur.
Berikut penampakan rumah keluarga dhuafa yang direnovasi Syekh Ali
Jaber.
Pendakwah Madinah Sembunyikan Sakit dari Keluarga
utra Syekh Ali Jaber, Al Hasan Ali Jaber menjelaskan jika sang ayah selama
ini tak ingin kesehatannya membuat anggota keluarga lainnya khawatir.
"Dia sebenarnya jarang cerita, nggak mau dia orang tahu sakit. Dia maunya
ajak kita senang, nggak mau ajak kita susah. Nggak mau bilang dia lagi
sakit," jelas Al Hasan Ali.
Hasan mengingat sebuah momen di mana Hasan mengetahui ayahnya kerap
batuk-batuk semasa Syekh Ali Jaber masih ada.
Meski demikian, pendakwah asal Madinah menjelaskan, dirinya hanya butuh
istirahat.
Hasan menyatakan bangga menjadi putra Syekh Ali Jaber.
Ia menegaskan ingin bisa meneruskan apa yang dibuat sang ayah sebagai ulama
dan panutan umat, salah satunya menjadi hafiz penghapal Alquran.
"Pengin saya hafidz Alquran, saya belum hafidz. Insyaallah secepatnya
diselesaikan. Itu kemauan beliau," imbuh Hasan.
Mertua kenang panggilan khusus Syekh Ali Jaber
Mertua pendakwah Syekh Ali Jaber, Arief Rachman mengenang sosok sang menantu.
Nama panggilan yang disematkan Syekh Ali Jaber kepada Arief Rachman dan istri membuat hal itu terus dikenang di hati.
Syekh Ali Jaber meninggal dunia pada Kamis(14/1/2021) pagi di Rumah Sakit Yarsi, Jakarta Pusat.
Jenazahnya sudah dimakamkan di Pondok Pesantren Darul Quran Tangerang pada hari itu juga.
Kabar ini menjadi duka yang mendalam bagi seluruh umat Islam di Indonesia.
Pria kelahiran Madinah ini wafat pada usia 44 tahun.
Tak hanya dari kalangan ustaz, kesedihan juga turut dirasakan para artis misalnya Irfan Hakim.
Irfan Hakim bahkan sampai menangis mengetahui kabar wafatnya sang ulama.
Sementara itu, mertua Syekh Ali Jaber, Arief Rachman sempat bercerita sosok menantunya.
Mulanya, Arief Rachman mengungkap rasa bangganya bisa menjadi mertua Syekh Ali Jaber.
"Alhamdulilah, saya punya mantu seorang ulama besar yang sudah pulang ke rahmatullah," tuturnya dikutip TribunJakarta.com dari YouTube metrotvonews, Jumat (15/1/2021).
"Saya mohon doanya mudah-mudahan Syekh Ali Jaber keadaannya dalam husnul khatimah, mendapat kebahagiaan di alam barzahnya,"
"Dijauhkan dari siksa kubur, mendapatkan nikmat kubur," sambungnya.
Arieh Rachman sempat mengucapkan terima kasih kepada semua masyarakat yang ikut mendoakan menantunya.
Ia juga meminta, maryarakat memaafkan kesalahan Syekh Ali Jaber jika ada yang kurang berkenan di hati.
Di keluarga, Syekh Ali Jaber dikenal sebagai sosok yang sangat rendah hati.
"Dia bergaul dengan saya, istri saya, anak saya, dengan baik," tuturnya.
Meski Syekh Ali Jaber merupakan ulama besar di Indonesia, Arief Rachman menyebut sosoknya tidaklah sombong dalam keluarga.
Arief Rachman mengenang perkataan sang menantu yang sampai kini terus dikenangnya.
Dijelaskan Arief, ia sangat tersentuh kala Syekh Ali Jaber memanggilnya dengan sebutan ayah.
"Yang paling menyentuh, dia kalau manggil istri saya itu umi, kalau manggil saya itu ayah,"
"Itu menyentuh sekali, sebab panggilan ayah dan umi itu bagi kami suatu panggilan yang menunjukkans sopan santu dan kerendahan hati beliau,"
"Meskipun saya tahu dibandingkan dengan saya, Syekh Ali Jaber ini ilmu tinggi dan dalam sekali. Kita benar-benar kehilangan ilmuan agama," sambung Arief Rachman.
Arief Rachman bercerita, bukti Syekh Ali Jaber merupakan sosok rendah hati terlihat dari pelayat yang datang.
Walau tak diundang, jelas Arief, para pelayat dengan suka rela datang dan ikut mendoakan sang menantu.
"Ketahuan waktu jelang pemakaman, semua orang datang tanpa diundang mereka semua memberikan perhatian," ucap Arief Rachman.
(*)