Skip to main content
Pesan Terakhir Alprih Priyono yang Meninggal Digigit Ular, Asisten Panji Petualang: Takut Tak Pulang

Pesan Terakhir Alprih Priyono yang Meninggal Digigit Ular, Asisten Panji Petualang: Takut Tak Pulang

Alprih Priyono, asisten Panji Petualang yang sempat memberikan pesan terakhir sebelum meninggal dunia.

Pria yang meninggal di usia 26 tahun ini menghembuskan napas terakhirnya setelah dipatok ular.

Alprih Priyono diketahui merupakan penjinak ular yang menjadi asisten Panji Petualang.

Kepergian Alprih untuk selamanya ini sama sekali tanda-tanda atau firasat apa pun dari keluarga. 

Ibu Alprih, Iroh (68 tahun), saat ditemui di rumahnya Di Gang Brawijaya IV, Kelurahan Sriwidari, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, mengungkapkan sama sekali tidak ada yang menandakan anaknya akan meninggal. 

Namun sebelum pergi ke rumah temannya di Jalan A Yani, Gang Lipur, Kota Sukabumi, Minggu (18/12/2022) malam, dia meninggalkan pesan.

"Saat itu siangnya rebus ayam untuk  dikasih ke hewan peliharaannya, musang. Dia berpesan sore itu sama bapaknya, dia akan berangkat dan nitip untuk memberi makan, takutnya tidak pulang," ucap Iroh kepada Tribunjabar.id, Selasa (20/12/2022).

Iroh pun mengingat ada karakter berbeda dengan biasanya semenjak tiga bulan ke belakang pada anaknya. 

"Seusai menangkap ular kobra putih di wilayah Jampang, tiba-tiba dia mandiri dan rajin, termasuk ibadahnya," ungkap Iroh. 

Halaman Selanjutnya

Setelah pamit ke rumah temannya, Iroh pun tidak menyangka Alprih akan meninggal dunia.

Hingga pada Minggu sekitar pukul 23.00 WIB, seorang temannya datang dan meminta identitas serta jaminan sambil mengabarkan Alprih tergigit ular.

"Ibu pun mendengar hal itu sudah biasa. Kemudian nanya ke temannya kondisinya baik-baik saja. Saya salat sunat saja di rumah," ucapnya. 

Tak lama setelah itu, sekutar pukul 12.00 malam, tiba-tiba datang lagi temannya dan mengajak ibunya ke rumah sakit. 

Setelah ibunya tiba di rumah sakit, saat itu Alprih sedang ditangani oleh petugas kesehatan dengan cara dipompa jantungnya. 

"Jantungnya katanya melemah, saya samperin anak saya itu, saya bisikin ke telinganya supaya kuat. Allahu, allahu, namun habis itu matanya langsung tertutup dan kata petugas jantungnya sudah berhenti," kata Iroh. 

Saat itu, perawat yang memeriksa menyatakan Alprih meninggal dunia.

"Tapi Alhamdulillah kondisi saya tenang dan langsung disiapkan ambulans dibawa ke rumah," ucapnya.

Detik-detik Asisten Panji Petualang Tewas Dipatuk Bayi Ular Kobra, Saat Nonton Argentina vs Prancis

Terungkap detik-detik meninggalnya Alprih Priyono, pawang ular sekaligus asisten Panji Petualang.

Sesuai dengan kabar yang beredar, Alprih Priyono rupanya benar meninggal dunia setelah digigit ular kobra.

Alprih Priyono tewas setelah dipatuk bayi ular kobra saat sedang menonton final Piala Dunia 2022 Argentina melawan Prancis.

Hal ini diungkap oleh ibunda Alpri Priyono, Iroh.

"Iya, kejadiannya pas malam Senin saat final Piala Dunia.

Jadi saat Alprih itu menangani ular king kobra atau saat menangkapnya," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Selasa (20/12/2022)

Saat sebelum kejadian, anaknya tersebut mendapat laporan dari temannya bahwa ada ular.

Kemudian secara kebetulan, Alprih sedang berada tidak jauh dari lokasi ular ditemukan.

"Alprih di situ sama temennya yang komunitas musik.

Terus katanya pas dipatuk ularnya pas lagi gol kedua Argentina, ada sorakan dari warga.

Mungkin ularnya kaget dan langsung mematuk salah satu jari tangan sebelah kiri," sambungnya.

Setelah kejadian, Alprih ditangani oleh teman-temannya.

Namun menurut cerita temannya itu Alprih sempat mengeluarkan suara seperti orang ngorok, langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin SH.

"Ada temannya yang ke rumah memberitahukan bahwa Alprih dipatuk ular.

Saya awalnya tidak kaget karena pada 2015 dia pernah juga dipatuk king kobra tapi Alhamdulillah waktu itu selamat diberi suntikan serum anti bisa ular kobra," tuturnya.

"Saya shalat sunat aja di rumah, namun setelah 6 rakaat saya terus tidak konsen.

Buyar aja pikirkan ibu, terus ada lagi teman Alprih yang ke rumah nyuruh bawa KTP ke rumah sakit, saya langsung datang aja sama si bapak ke bunut," tambahnya.

Setelah ibunya tiba di Rumah Sakit, saat itu Alprih sedang ditangani oleh petugas kesehatan dengan cara di pompa jantungnya.

"Jantungnya katanya melemah, saya samperin anak saya itu saya bisikin ke telinganya supaya kuat.

Allahu, Allahu, namun habis itu matanya langsung tertutup dan kata petugas jantungnya sudah berhenti," ungkapnya.

Iroh gak menyangka, anaknya meninggal dunia dalam hobinya itu yakni pencinta hewan jenis ular, sejak 2014 Alprih gabung dengan panji petualang.

"Dari SMP juga Alprih itu suka ngumpetin ular di kantong bajunya.

Pernah dulu pas SMP saya dipanggil gurunya karena Alprih membawa ular ke sekolahan, kalau sama Panji Petualang itu dari awal sejak panji tinggal di Cianjur 2014," jelasnya.

Halaman Awal