Skip to main content
Viral Ibu Tak Menyerah Cari Anak yang Hilang saat Gempa Palu 2018: Harusnya Sekarang Sudah 11 Tahun

Viral Ibu Tak Menyerah Cari Anak yang Hilang saat Gempa Palu 2018: Harusnya Sekarang Sudah 11 Tahun

Viral di media sosial, seorang ibu mencari anak perempuannya yang hilang saat terjadi bencana gempa di Palu pada 2018 lalu.

Melalui Instagram bernama @iamt1aaa dan @nurrahmydjalali, wanita bernama Nur Rahmy Djalali tersebut mengaku kehilangan putrinya saat sedang berlari menyelamatkan diri dari gempa dan likuifaksi yang terjadi di Palu empat tahun lalu.

Anak perempuannya yang hilang bernama Andi Ajwa Wartabone.

Sang ibu yakin putrinya masih hidup dan saat ini seharusnya sudah berusia 11 tahun.

Berikut cerita lengkap yang diunggahnya di Instagram:

"Bantu Kami Menemukan Ajwa..."

Namanya Andi Ajwa Wartabone, biasa dipanggil Ajwa..

Anak cantik kami harusnya kini sudah berusia 11 tahun..

Halaman Selanjutnya

Tapi Qadarullah,sejak bencana Palu 2018, kami terpisah,dan sudah 4 tahun kami belum bertemu dengannya..

Kronologis Kejadian :

Hari itu Jum'at 28 September 2018,saat Magrib, Ajwa bersama Ibu dan 2 adiknya (usia 5th dan 3th) serta 1 sepupunya berada di dalam rumah.

Tiba-tiba rumah bergetar sangat hebat akibat gempa bumi berkekuatan 7,4 Mw mengguncang kota Palu.

Mereka berlima berusaha lari keluar rumah, dengan bantuan salah satu tetangga yg membantu mendobrak pintu hingga terbuka,mereka semua lari secepat mungkin meninggalkan rumah berusaha mencari tempat yang aman.

Tapi saat berlari,Ibu Ajwa yg menggendong dan menuntun adiknya terjatuh,saat ingin bangkit dan berlari hendak menyusul Ajwa dan sepupunya,tiba-tiba terjadi likuifaksi.

Tanah disekitar Ibu dan adik-adik Ajwa terbelah dan ambles.

Alhamdulillah atas kuasa Allah, Ibu dan adik-adik Ajwa selamat, mereka tiba-tiba ada dibubungan atap rumah salah satu warga yg sudah ambruk.

Mereka semalaman berada di sana, hingga keesokan hari nya mereka di bantu oleh tim penyelamat.

Tapi sayangnya mereka tidak bisa menemukan Ajwa.

Menurut beberapa saksi, mereka pernah melihat Ajwa menangis di salah satu tenda pengungsian, lalu ada seorang Bapak yang mendatangi Ajwa dan memberi tahu kalau keluarga Ajwa sudah meninggal.

Kemudian Bapak itu membawa Ajwa pergi dan hingga kini kami tidak tau Ajwa ada dimana.

Selama 1 tahun sejak kejadian itu, keluarga terus mencari Ajwa, dari menyebar selebaran anak hilang hingga mencari sampai ke Kalimantan tempat para korban diungsikan, tapi tidak ada hasil.

Kejadiannya sudah 4tahun yang lalu.

Tapi asa dan harapan kami begitu besar untuk bisa bertemu Ajwa.

Segala doa dan ikhtiar sudah kami lakukan..

Dan sekarang kami berharap seluruh warga Indonesia membaca tulisan ini dan membantu kami menemukan Ajwa.

Bismillah dengan izin Allah,kita bisa mengembalikan Ajwa kedalam pelukan keluarga tercinta.

Jika ada yang memiliki info apapun tentang Ajwa atau pernah melihat Ajwa, Bisa DM saya atau ibunya @nurrahmydjalali .

Atau hubungi ke no ini +6285157569996..Jazakumullah Khairan."

Unggahan itu kini mendapat banyak perhatian dan dikomentari publik.

Mereka mendoakan agar keluarga segera menemukan Ajwa.

Kisah Lain, Pria Setia Tiap Hari Menyelam ke Laut Cari Istri yang Hilang saat Tsunami 11 Tahun Lalu

Tetap setia, pria ini tak putus asa mencari istri yang hilang dalam tsunami 11 tahun lalu.

Yasuo Takamatsu kehilangan istrinya, Yuko, dalam tsunami Jepang 2011.

Hingga kini, Yuko belum ditemukan.

11 tahun kemudian, Takamatsu masih menyelam di laut setiap minggu, berharap bisa menemukan pasangannya.

Takamatsu melakukan scuba diving sejak 2013 dalam upaya putus asa untuk menemukan tubuh istrinya yang hilang di Onagawa.

Daerah itu merupakan salah satu yang paling parah terdampak gempa dan tsunami saat itu.

Gempa bumi bawah laut di lepas pantai timur Jepang menyebabkan tsunami Tohoku yang menghancurkan pada 11 Maret 2011.

Hampir setengah juta orang kehilangan tempat tinggal dan hampir 20.000 orang tewas akibat bencana.

Lebih dari 2.500 orang masih dilaporkan hilang akibat tsunami Jepang 2011.

Salah satunya adalah Yuko.

Takamatsu berkata bahwa dia akan terus mencari tubuh istrinya baik di darat dan laut “selama (tubuhnya masih bisa) bergerak.”

Dia berhasil menemukan telepon istrinya di tempat parkir bank tempatnya bekerja berbulan-bulan setelah bencana.

Sejak saat itu, Takamatsu belum menemukan apa pun.

Dia mengatakan gagasan untuk bertahan hidup dan tidak mencari istrinya adalah menyakitkan.

Ketika tsunami melanda daratan Jepang 11 tahun lalu, Yuko sedang bekerja.

Sementara itu, Takamatsu terlibat dalam proses pembersihan puing-puing dari kerusakan gempa awal ketika tsunami menyapu.

Dalam pesan teks terakhir kepada suaminya, Yuko menulis “Apakah kamu baik-baik saja? Saya ingin pulang ke rumah.”

Berbulan-bulan kemudian, teleponnya ditemukan dengan pesan yang tidak terkirim: “Tsunami menimbulkan malapetaka.”

Takamatsu, seorang sopir bus, sebelumnya mengatakan dia tidak menyelam secara spontan, tetapi pemikiran tentang istrinya telah 'mendorongnya' ke dalam air.

“Saya memang ingin menemukannya, tetapi saya juga merasa bahwa dia mungkin tidak akan pernah ditemukan karena lautan terlalu luas - tetapi saya harus terus mencari,” ujarnya sebagaimana dilansir Daily Mail pada Kamis (6/10/2022).

Selama setiap penyelaman, Takamatsu mengangkat tangki scuba diving di punggungnya, mengenakan pakaian karet dan melangkah ke lautan yang membeku dengan bantuan instruktur selam, Masayoshi Takahashi.

Takahashi, yang memimpin penyelaman sukarelawan untuk mencari korban tsunami yang hilang, mengatakan bahwa menurutnya penting untuk membantu Takamatsu menemukan istrinya.

Takamatsu, yang tengah bersama ibu mertuanya di sebuah rumah sakit di kota tetangga pada saat itu, tidak diizinkan untuk kembali ke kota yang hancur, yang pada saat itu porak poranda dengan sisa-sisa bangunan, perahu nelayan, dan mobil.

Namun, ketika aturan pembatasan dicabut pada hari berikutnya, dia pergi ke rumah sakit Onagawa, yang terletak di puncak bukit, sebagai tempat evakuasi yang ditunjuk di mana ratusan orang telah melarikan diri segera setelah gempa besar.

Di sanalah dia mengetahui bahwa karyawan bank, termasuk istrinya, telah hanyut.

“Saya merasa lutut saya terkulai.

Saya tidak merasakan apa-apa di tubuh saya," katanya.

Bencana tersebut, dengan kekuatan gempa 9,1 SR, adalah yang terburuk yang pernah melanda Jepang dan yang paling dahsyat keempat dalam sejarah manusia.

Halaman Awal