Skip to main content
Konyol, Korban Online Shop Beli Sepatu Malah Dapat 2 Merek Berbeda: Entah Harus Sedih Atau Bahagia

Konyol, Korban Online Shop Beli Sepatu Malah Dapat 2 Merek Berbeda: Entah Harus Sedih Atau Bahagia

Zaman sekarang, orang-orang lebih suka belanja online karena lebih mudah.

Tinggal pilih barangnya lewat HP, lalu transfer sejumlah uang dari HP, dan tinggal tunggu barangnya sampai.

Tapi ada-ada saja hal tak terduga yang bisa terjadi.

Seperti yang dialami oleh seorang warganet.

Seorang wanita membeli sepasang sepatu merah secara online.

Namun ada yang aneh dari barang yang dibelinya tersebut.

Dari video unggahannya, terlihat bagian belakang sepatu merek Puma.

Akan tetapi, di bagian depan malah ada logo Adidas.

Ia membagikan ceritanya jadi korban online shop lewat akun TikTok @elinherlina0506.

Kisah kocak tersebut pun viral.

Halaman Selanjutnya

"Entah harus sedih atau bahagia dapat kasut 2 jenama ini," tulisnya di akunnya.

Melihat ada dua logo di sepatunya, Elin pun bingung.

Namun warganet menanggapinya dengan penuh bercanda.

Bagi mereka, kejadian ini sangat kocak.

Berikut video lengkapnya:

@elinherlina0506 ada yang senasib?? 🤸🤸 #FilmTeyvatIslands #fypã‚· #shoponline #viral ♬ suara asli - Rizqi

Pegangi Celana, Bocah Ini Pakai Seragam & Sepatu Kebesaran, Guru Iba Lalu Belikan Siswanya Baju Baru

Viral di media sosial, seorang bocah mengenakan seragam tak sesuai ukuran tubuhnya.

Ia mengenakan seragam yang kebesaran ke sekolah.

Bocah tersebut pun terus memegangi celananya agar tidak melorot.

Dilansir dari World of Buzz, Rabu (20/7/2022), pemandangan tersebut pun menarik perhatian gurunya.

Seorang anak laki-laki dari Penang me4narik perhatian gurunya setelah siswa tersebut diketahui menyeret kakinya saat berjalan dan terus-menerus memegangi celananya.

Ternyata seragam yang dikenakan anak laki-laki itu terlalu besar.

Ini lantaran seragam yang dipakainya itu merupakan bekas kakaknya.

Melihat siswa kelas 3 SD itu, seorang guru merasa iba.

“Saya menangis, di antara banyak orang kurang mampu yang saya temui, dia sangat istimewa karena dia memiliki tekad yang tinggi dan datang ke sekolah meskipun dalam kondisi yang sangat buruk,” kata guru PAI, Mohd Nasir Mohd Zain melalui sebuah laporan. oleh Harian Metro.

Bahkan Nasir berencana untuk mengangkat siswa tersebut sebagai anaknya.

Ia ingin membantu bocah tersebut semampunya agar bisa sekolah dengan nyaman.

“Insya Allah, saya berencana untuk mengadopsi dan membantunya semampu saya agar dia bisa melanjutkan sekolahnya seperti siswa lainnya," lanjutnya.

Guru tersebut telah membeli seragam yang pas untuk sang siswa.

"Air mata saya hampir jatuh ketika saya melihatnya rela menyeret kakinya di lantai agar sepatunya yang jauh lebih besar dari kakinya tidak lepas sementara tangannya selalu memegangi celananya agar tidak tergelincir," ungkapnya.

“Saya pikir jika itu terjadi pada anak saya atau siswa lain, mereka akan malu dan tidak mau sekolah.

Jadi, saya tidak peduli orang mau bilang apa karena niat saya untuk membagikan cerita ini agar menjadi inspirasi bagi orang lain.

Terutama siswa lain agar tidak menjadikan kemiskinan sebagai penghalang untuk datang ke sekolah,” tambah sang guru.

Bocah laki-laki itu diduga berasal dari keluarga miskin dan dia memiliki empat saudara lelaki dan perempuan lainnya.

“Saya pikir sekarang dia belajar di kelas 3, dia mungkin tidak tahu apa itu rasa malu.

Bayangkan ketika dia naik ke kelas 4, 5 atau 6, bukan tidak mungkin dia akan merasa malu.

Dan jika dia tidak sekolah, masa depannya akan gelap.

Kalau ada dukungan moril seperti ini, saya kira setidaknya bisa membangkitkan semangatnya untuk maju dalam studinya,” jelas sang guru lebih lanjut.

Mohd Nasir menceritakan, semua itu terbayar setelah melihat raut wajah anak laki-laki itu saat menerima perlengkapan barunya untuk sekolah.

“Saya sangat senang melihat ekspresi wajah gembira anak itu, seolah-olah apa yang diimpikannya telah tercapai,” ujarnya.

Netizen yang melihat kejadian itu merasa sangat senang, bocah lelaki itu memiliki guru yang suportif dan baik hati.

Halaman Awal