Skip to main content
Dapat Warisan dari Orangtua, Wanita Ini Kewalahan Hitung Uang Peninggalan, Minta Bantuan Tetangga

Dapat Warisan dari Orangtua, Wanita Ini Kewalahan Hitung Uang Peninggalan, Minta Bantuan Tetangga

Kasih sayang orang tua kepada anaknya tentu sudah tidak bisa diragukan lagi.

Beragam cara dilakukan orang tua agar anak-anaknya bisa tumbuh menjadi orang yang memiliki budi pekerti baik dan berguna bagi orang lain.

Bahkan, jika orang tua telah meninggal pun, tak jarang orang tua memberikan warisan untuk anak-anaknya agar bisa hidup dengan layak.

Seperti yang terjadi pada baru-baru ini, seorang wanita tua meninggal dunia meninggalkan warisan untuk anak-anaknya.

Namun bukan di bank atau dititipkan ke notaris, ibu tua tersebut menaruh warisannya di lemari.

Warisannya berupa uang recehan yang ditaruhnya di lemari.

Diketahui bahwa keluarga itu harus mengerahkan lebih dari 10 orang untuk membantu menghitung uang.

Untuk waktunya, mereka butuh lebih dari setengah hari untuk menyelesaikan perhitungannya.

Meskipun zaman modern telah menyediakan banyak cara untuk menyimpan uang dengan nyaman dan aman, banyak yang masih memilih untuk menyimpan harta mereka di rumah.

Halaman Selanjutnya

Dikutip TribunStyle.com dari saostar.vn pada Rabu (28/9/2022), peristiwa ibu tinggalkan warisan berupa duit selemari terjadi di China.

Kisahnya pun membuat heboh netizen setempat.

Diketahui, wanita berusia 79 tahun itu tinggal di provinsi Anhui, China.

Ia meninggal dunia belum lama ini.

Setelah berhari-hari berduka, keluarga mulai membersihkan perabotan tua yang ditinggalkan wanita tua itu.

Siapa sangka, mereka menemukan sebuah kotak uang yang ditinggalkan wanita tersebut.

Uang itu sepertinya sudah lama disimpan.

Dengan hati-hati, wanita tua tersebut membagi duit tersebut ke dalam kantong plastik kecil dan disimpan di lemari.

Menonton klip yang beredar, semua orang pasti tercengang melihat tumpukan uang receh dengan pecahan 1-2 yuan yang "dituangkan" ke lantai.

Keluarga itu harus mengerahkan lebih dari 10 orang di rumah dan tetangga untuk membantu menghitung uang.

Mereka butuh waktu lebih dari setengah hari untuk menyelesaikannya.

Diketahui bahwa jumlah totalnya lebih dari Rp 109 jutaan.

Selain uang kertas, wanita tua itu juga meninggalkan banyak koin kecil.

Anak-anak wanita tua itu harus hati-hati menghitung dan mengatur koin untuk menentukan jumlah total.

Siapa sangka, proses hitung koin ini memakan waktu 2-3 jam.

Sepertinya sang wanita tua mengumpulkan uang itu seumur hidupnya.

Ia seakan ingin meninggalkan uang itu untuk anak dan cucu-cucunya.

Meskipun itu di atas penghitungan, seluruh keluarga sangat tersentuh.

Putra wanita tua mengungkap pekerjaan ibunya sehari-hari.

"Ibuku menjual air dan membuka toko kelontong kecil.

Jadi dia hidup hemat selama sisa hidupnya.

Mungkin dia ingin meninggalkan sesuatu untuk anak dan cucunya, jadi dia mencoba menghemat uang.

Di mata kami, dia sangat luar biasa.

Semua anggota keluarga memutuskan untuk menyimpan sebagian dari koin itu sebagai suvenir," kata Xu.

Rupanya ini bukan kisah tentang warisan yang menyita perhatian di daerah setempat.

Pada tahun 2016, opini publik Tiongkok sangat terkejut dengan cerita lelaki bernama Truong.

Ia disebut memiliki tabungan koin hingga 1,5 ton.

Nilai total jumlahnya Rp 600 jutaan.

Kisah Lain, Nasib Mujur TKW di Oman, Punya Majikan Bos, Dapat Warisan hingga Bisa Bangun Masjid

Kisah bahagia datang dari seorang TKW asal Purwakarta bernama Kokom Komalasari.

Kokom merupakan TKW yang bekerja di Oman dan bisa dibilang beruntung karena memiliki majikan yang kaya dan baik hati.

Ia bekerja pada seorang bos properti sejak 2014 dan mendapat warisan hingga akan membangun masjid besar di Indonesia. 

Seperti apa kisah lengkapnya?

Kisah Kokom Komalasari terungkap saat ia mengunjungi kediaman anggota DPR RI Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat, Rabu (24/8/2022).

Perbincangan Kokom dan Dedi direkam video lalu diunggah di YouTube Kang Dedi Mulyadi.

Kompas.com meminta izin Dedi Mulyadi untuk mengutip konten YouTube-nya dan mantan bupati Purwakarta ini pun mengizinkan.

Diceritakan, Kokom yang akrab disapa Umi ini sudah bekerja di Oman pada keluarga Baba Said sejak tahun 2014 silam.

Kokom bertugas memasak dan merawat ibu kandung Baba Said yang sudah sangat tua.

Hingga akhirnya ibu tersebut wafat dan menitipkan wasiat padanya.

"Tugas saya di sana merawat ibunya bos sama masak. Setahu saya bos itu kerjanya pegang perumahan properti gitu," ujar Umi yang juga warga Bojong, Kabupaten Purwakarta, itu.

Sebelum wafat ibu tersebut mewasiatkan agar sebagian kecil hartanya diberikan pada Umi karena selama ini telah mengurus dirinya. Hingga akhirnya disepakati harta tersebut akan dibangun masjid.

"Katanya terserah mau di mana bikin masjidnya yang penting dekat dengan keluarga Umi agar bisa diurus oleh keluarga. Kemarin sudah dapat lahan 1.700 meter di daerah Cibaros," katanya.

Nantinya di lokasi yang luas tersebut akan turut dibangun tempat pengajian dan pendidikan untuk anak-anak sekitar. Hal tersebut telah disetujui oleh keluarga bosnya di Oman.

Minta perlindungan Dedi Mulyadi

Kokom mengatakan ia sengaja ingin bertemu Dedi Mulyadi di kediamannya, Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat, untuk meminta doa dan restu agar pembangunan bisa berjalan lancar.

Selain itu ia pun meminta perlindungan agar pembangunan bebas dari gangguan pihak atau oknum tertentu.

"Biasanya kan yang seperti itu suka banyak pertanyaan, Pak. Apalagi tiba-tiba saya bangun masjid, takutnya ada yang menghalangi," ujar Kokom.

Jika tak ada halangan pada September nanti bosnya dari Oman akan datang ke lokasi melakukan pembayaran sekaligus memulai pembangunan masjid tersebut.

Dedi Mulyadi menjamin niat baik tersebut tidak akan ada masalah.

Bahkan Dedi akan membantu jika ada pihak yang akan merugikan dalam pembangunan ke depan.

Terpenting, kata Dedi, meski hal tersebut tergolong hibah namun prosedur perizinan mulai dari sertifikat tanah hingga IMB harus ditempuh. Hal tersebut agar masjid mempunyai legalitas yang jelas untuk ke depannya.

"Perizinan nanti atas nama Umi, IMB Umi. Masjid tetap milik umum tapi harus ada pemiliknya misal milik yayasan atau perorangan. Nah ini milik Umi.

Karena tetap harus ada akta yang jelas. Betul masjid milik umum tapi tetap harus ada pemiliknya," pungkas Kang Dedi Mulyadi.

Halaman Awal