Skip to main content
VIRAL Dewi Centong, Camat Payakumbuh Dipecat karena Konten Ala Citayam Fashion Week: Impianku Hancur

VIRAL Dewi Centong, Camat Payakumbuh Dipecat karena Konten Ala Citayam Fashion Week: Impianku Hancur

VIRAL Dewi Centong, Camat Payakumbuh Dipecat karena Konten Ala Citayam Fashion Week: Impianku Hancur

Dewi Centong alias Dewi Novita SSTP MSi kini dicopot dari jabatannya sebagai Camat Payakumbuh Timur.

Sebelumnya, Dewi Centong dikritik MUI lantaran mengunggah video ala Citayam Fashion Week.

Gara-gara video tersebut, Dewi Centong dilaporkan MUI Payakumbuh ke Wali Kota, hal itu berimbas dirinya dipecat dari jabatannya sebagai Camat.

Berikut kutipannya dikutip dari akun Tiktok miliknya @dewi.centong.

"Aku seorang camat di kota Payakumbuh Sumatera Barat pernah ikutan membuat video viral ala2 Citayam Fashion Week dengan nama Payakumbuh Fashion Week maksud hati hanya sebagai konten2 biasa aja,

tanpa ada maksud melanggar norma2 agama atau adat istiadat Minang Kabau kemudian di komenlah oleh salah satu lembaga MUI Kota Payakumbuh" 

"Mulai dari komen MUI itulah malapetaka itu hadir karir yang aku bangun sekian lama hancur hanya gara2 komen MUI yang sangat tidak objektif.

Dengan melaporkan aku ke walikota Payakumbuh dan akhirnya aku diberhentikan menjadi camat di Payakumbuh Timur terimakasih MUI kota Payakumbuh sudah membuat hancur semua impian aku" sambungnya.

Halaman Selanjutnya

"Tapi yang anehnya daerah lain di Sumatera Barat yang membuat video seperti ini tidak dikomen sama sekali apakah ini salah satu cara untuk menghancurkanku sehingga semua impianku hancur lebur dalam sekejap mata.

Sekali lagi ucapan ribuan terimakasih kepada MUI Kota Payakumbuh dan Provinsi Sumatera Barat atas komen yang sangat tidak berdasar sehingga menghancurkan impianku dan 2 orang anakku"

Ungkapnya curahan hati Dewi Centong.

Sementara komentar MUI Payakumbuh yang berhasil dicapture Lambe Turah menyinggung ketidakpantasan Dewi Centong berlenggak lenggok ala Citayam Fashion Week.

Bahkan ada kutipan Murahan isi komentar dari MUI Payakumbuh tersebut.

Sosok Dewi Centong

Dewi Centong ini lulusan STPDN angkatan XI.

Dewi Centong merupakan ibu dua orang anak

INSTAGRAM DEWI CENTONG

Dewi centong pernah terpilih menjadi Camat terbaik Se-Kota Payakumbuh.

Ia akan mewakili Kota Payakumbuh untuk ikut pemilihan kompetensi pada tingkat Provinsi Sumatera Barat pada bulan Agustus 2022.

Dewi centong yang sebelumnya merupakan Camat Lamposi Tigo Nagori (2021) dalam perjalanan karir yang cemerlang di Pemerintahan Kota Payakumbuh.

Perjalanan karir Dewi Centong dimulai dari tahun 2003, setelah tamat STPDN (Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan Dalam Negeri)

Dewi diterima menjadi ASN (Aparatur Sipil Negara) untuk mengisi jabatan kasi pembangunan di Kelurahan Nunang Daya Bangun.

Selain berkiprah di kecamatan, Dewi Centong juga sempat menjadi ASN di Disnakerperin, Disparpora, Disnaker (Kabid), Dinas Arsip (Sekretaris), Kabag Umum Sekretariat DPRD Payakumbuh, hingga akhirnya menjadi Camat.

NASIB Kurma Berubah Berkat Citayam Fashion Week, Dulu Dicibir Kini Banjir Endorse, Honor Fantastis

Fenomena Citayam Fashion Week tampaknya telah memberikan keuntungan bagi banyak orang.

Tak terkecuali mantan kekasih Bonge, Kurma.

Kurma kini dikenal sebagai salah satu ikon Citayam Fashion Week.

Gaya bicaranya yang polos serta statusnya kala itu yang merupakan kekasih Bonge sontak jadi perbincangan khalayak.

Ya, saat pertama kali viral, Kurma dikenal sebagai kekasih Bonge.

Sebelum Kurma, nama Bonge lebih dulu terkenal berkat penampilan nyentriknya.

Namun belakangan terkuak hubungan asli di antara keduanya.

Ternyata Bonge dan Kurma hanya sempat berpacaran selama satu hari.

Sebab setelah konten viral di media sosial itu, hubungan Bonge dan Kurma renggang.

Diakui Bonge, Kurma lebih memilih pria lain bernama Wahyu.

Terlepas dari kisah cinta remajanya yang rumit, Kurma dan Bonge menjelma jadi sosok papan atas yang kini tengah digandrungi khalayak.

Belakangan, Bonge dan Kurma rajin wara-wiri di iklan dan tayangan televisi.

Hal itu tentu membuat penghasilan Bonge dan Kurma meningkat tajam.

Berkat Citayam Fashion Week, Bonge mengaku mendapat penghasilan dari endorse dan syuting sebanyak Rp 7 juta perhari.

Dari hasil tersebut, Bonge mampu membeli sepeda motor, pakaian mahal, hingga membiayai adik-adiknya bersekolah.

Tak cuma Bonge, Kurma rupanya ikut kecipratan berkah Citayam Fashion Week.

Remaja yang memiliki nama asli Siti Kurma itu mengaku punya penghasilan fantastis perhari dari hasil endorse dan syuting konten.

Dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Silet RCTI, Kurma blak-blakan mengurai penghasilannya satu hari.

Dari hasil endorse hingga syuting, Kurma bisa meraup keuntungan mencapai Rp 2 hingga 10 juta per hari.

Total penghasilan Kurma jika mendapatkan bayaran minimal selama sebulan bisa mencapai Rp 60 juta.

Berkat penghasilan fantastis itu, Kurma sudah bisa membelikan perhiasan untuk orangtua dan adik-adiknya.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Dina, ibunda Kurma.

"Anak saya sekarang udah viral, enggak nyangka saya. Datang-datang ketanya Siti Kurma viral, ketemu artis, ketemu Bunda Inul," pungkas Dina.

"Alhamdulillah, biar ngangkat derajat orangtua. Biar bisa beli mobil, motor, saya doain. Beliin cincin, gelang, anting, gelang adiknya, beliin susu, bakal sehari-hari gitu," sambungnya.

Masih dilansir dari sumber yang sama, Kurma tampak ceria kala mengurai kehidupan aslinya.

Alih-alih sesumbar, Kurma justru mengaku bahwa dirinya berasal dari keluarga sederhana.

Hal tersebut diperlihatkan kondisi rumah Kurma.

Mengajak khalayak untuk berkeliling ke rumahnya, Kurma tampak bangga memperlihatkan kondisi kamarnya yang sempit.

Tampak Kurma menunjukkan baju pemberian dari Inul Daratista.

Rupanya beberapa waktu lalu, Kurma berkesempatan untuk syuting dan diberikan hadiah oleh Inul Daratista.

Mengenal Fenomena Citayam Fashion Week

Citayam Fashion Week adalah aksi peragaan busana di zebra cross kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat.

Layaknya Paris Fashion Week yang terkenal, para 'model' berlenggak-lenggok mengenakan busana khasnya sambil menyeberangi jalan.

Bedanya, para 'model' yang meramaikan Citayam Fashion Week adalah remaja dari Depok, Citayam, dan Bojonggede, daerah penyangga Jakarta.

Nah, dari latar belakang inilah istilah Citayam Fashion Week bermula.

Citayam Fashion Week tidak ada hubungannya sama sekali dengan Citayam, sebuah desa di Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Viralnya kawasan Dukuh Atas sebagai lokasi Citayam Fashion Week ini bermula dari beredarnya video-video wawancara di media sosial.

Video wawancara itu menampilkan jawaban remaja-remaja yang masih polos, sehingga mengundang gelak tawa.

Tak hanya itu, muda-mudi yang diwawancarai juga kerap mengenakan busana khas dan nyentrik.

Dari video-video viral tersebut, muncul nama-nama seperti Kurma, Bonge, Jeje Slebew, Roy, dan Alpin yang semuanya berasal dari daerah sekitar Jakarta.

Dalam banyak video yang beredar, terlihat para anak-anak muda yang tengah asyik 'nongkrong' di kawasan tersebut.

Terkait fenomena ini, sosiolog dari Universitas Indonesia Hari Nugroho memberikan pandangannya.

Hari pun memprediksi tren "Citayam Fashion Week" tak akan bertahan lama karena kemunculannya yang spontan.

"Menurut saya itu tidak akan bertahan lama, karena itu hanya respons populer saja. Kemunculannya itu adalah sebuah komunitas cair yang tidak terstruktur, yang terkonstruksi secara spontan," ujar Hari Nugroho.

Dia mengatakan, fenomena "Citayam Fashion Week" merupakan tren yang muncul di tengah ketiadaan ruang publik bagi remaja di daerah penyangga Jakarta.

Para remaja yang berasal dari Citayam, Bojonggede, dan Depok itu kemudian mencoba membuat tren dengan nongkrong di pusat kota Jakarta yang dibalut adu gaya berpakaian.

Kemudian aktivitas itu didokumentasikan di media sosial hingga viral.

Selain itu, ia menilai kerumunan di " Citayam Fashion Week" muncul dan meluas tanpa adanya tokoh penggerak utama.

Sehingga fenomena Citayam ini hanya fenomena populer karena ketiadaan ruang bagi anak muda di kota satelit Jakarta untuk berekspresi dan membangun identitas mereka.

"Dan kebetulan tempat di kawasan Sudirman itu menyediakan arenanya," lanjut Hari Nugroho.

Halaman Awal