Skip to main content
Sosok Bang Napi Pria Bertopeng Ikon Sergap RCTI, Meninggal 5 Tahun Lalu Begini Penampilan Aslinya

Sosok Bang Napi Pria Bertopeng Ikon Sergap RCTI, Meninggal 5 Tahun Lalu Begini Penampilan Aslinya

Sosok Bang Napi Pria Bertopeng Ikon Sergap RCTI, Meninggal 5 Tahun Lalu Begini Penampilan Aslinya

Inilah sosok Bang Napi, pria bertopeng ikon Sergap RCTI yang telah meninggal dunia 5 tahun lalu. 

Sosok Bang Napi merupakan legenda yang mewarnai program berita kriminal stasiun TV swasta RCTI tahun 2009. 

Bang Napi sangat terkenal dengan jargonnya "kejahatan tidak terjadi karena ada niat pelakunya tapi juga karena ada kesempatan, waspadalah-waspadalah". 

Berkat jargon tersebut Bang Napi yang memiliki nama asli Arie Hendrosaputro tersebut selalu diingat masyarakat agar selalu waspada terhadap ancaman kriminal. 

Dalam program Sergap RCTI, Bang Napi difigurkan sebagai narapidana bertopeng yang menutupi separuh wajahnya. 

Selain tampil bertopeng, Bang Napi selalu menggunakan baju berwarna hitam dan slayer warna senada.

Bang Napi juga bicara di balik jeruji besi penjara yang menggambarkan dirinya sebagai contoh tersangka kejahatan dan mengingatkan siapapun untuk tidak menjadi seperti dirinya. 

Terkadang Bang Napi juga turut melakukan story telling berita sebelum pembaca berita utama masuk menyiarkan berita utama. 

Halaman Selanjutnya

Biasanya, Bang Napi muncul di awal dan di akhir sekmen dengan pesan yang sama seperti jargonnya di atas. 

Kini Bang Napi telah tiada setelah menghembuskan nafas terakhir pada Selasa (3/10/2017) silam. 

Sampai akhir hayat, sosok Bang Napi masih menyisakan banyak pertanyaan di benak publik, seperti apa kira-kira wajah asli sang "napi" tersebut?

Dalam postingan Facebook Bang Napi, terungkap wajah asli Arie Hendrosaputro yang ternyata tampan dan murah senyum.

Mengutip GridHot.id 'Ternyata Ini Wajah Asli Mendiang Bang Napi 'Waspadalah'.

Sebelum meninggal, Bang Napi juga sempat mengunggah fotonya dengan Limbad dan almarhum Mbah Surip.

Meninggal Dunia 

Kabar Bang Napi meninggal dunia ramai beredar melalui pesan singkat di kalangan wartawan:

"Innalillahi waa innailaihi rojiun. Telah wafat karib kita, RM. Arie Hendrosaputro, 3 Okt 2017, pkl 10.40. Mohon dimaafkan segala khilafnya."

Menurut informasi penyebab kepergian Bang Napi karena sakit.

Pihak keluarga lantas mengkonfirmasi Bang Napi atau Arie memang memiliki riwayat diabetes, namun belum bisa dipastikan penyebabnya sebenarnya. 

Bekerja sebagai Editor TV

Tak hanya ikon berita kriminal, Arie Hendrosaputro ternyata juga bekerja sebagai editor di RCTI.

Hal itu diungkapkan sanak keluarga Arie Hendrosaputro, Lubba Rosita dalam sebuah wawancara pada (3/10/2017).

Bukan Topeng Sembarang

Ternyata topeng yang menutupi setengah wajah yang kerap dipakai Arie bukan topeng biasa, melainkan topeng yang dibeli dari Amerika Serikat.

Hal tersebut diungkapkan oleh presenter Isyana Bagoes Oka lewat akun pribadinya.

"Selalu bertemu Bang Napi di ruang makeup saat saya hapus makeup usai siaran dan Bang Napi bersiap-siap dengan kostumnya".

"Jadi ingat juga saat topeng Bang Napi mulai dimakan usia, Mas @ariefsuditomo meminta saya yang kebetulan bertugas liputan ke New York untuk membeli topeng di Bang Napi yang ternyata adalah topeng Phantom of the Opera," ujar Isyana mengutip Tribunnews.com.

Anggota Klub Motor 

Mengutip motorplus-online, selain dikenal sebagai pengisi acara, Bang Napi juga dikenal sebagai anggota klub motor Suzuki Thunder.

Meninggalnya Bang Napi pun ikut menggoreskan luka bagi para member klub Thunder lainnya.

Ucapan bela sungkawa pun mengalir deras dari rekannya sesama bikers saat itu. 

Bukan hanya bikers, netizen juga memberikan ucapan belasungkawa atas meninggalnya Bang Napi.

Berikut komentar netizen:

'Selamat jalan mas Arie Bhutto. Terima kasih telah menjadi sahabat dan senior yg baik.' tulis akun @CherylTanzil. 

'Innalillahi wainna ilaihi rojiun.. may you rest in peace my friend Arie Hendrosaputro a.k.a bang Napi' tulis akun @@atikasuri_w. 

Hingga kini sosok Bang Napi yang berpenampilan sangar itu sangat melekat di benak masyarakat.

Halaman Awal