Skip to main content
Heboh Rincian Biaya Pendidikan Maudy Ayunda, Sang Ibu Akhirnya Beri Jawaban: Cukup Berat Masa Itu

Heboh Rincian Biaya Pendidikan Maudy Ayunda, Sang Ibu Akhirnya Beri Jawaban: Cukup Berat Masa Itu


Belakangan ini beredar video yang mencoba menghitung biaya pendidikan Maudy Ayunda hingga S2.

Dalam video tersebut semua biaya pendidikan Maudy Ayunda dirincikan berdasarkan nama sekolah dan universitas.

Sebelumnya video tersebut diunggah pertama kali oleh pemilik akun TikTok @istichomahsari.

Ramai jadi perbincangan, sang ibu Mauren Jasmedi akhirnya menjawab rasa penasaran netizen.

Dengan runtut, Mauren menceritakan kisah Maudy yang sempat kesulitan belajar berbahasa inggris saat duduk di bangku Sekolah Dasar.

Namun, Maudy kala itu tetap berjuang untuk mengikuti pembelajaran di sekolah tersebut.


"Saya baru menyadari bahwa dia kebingungan didlm kelas itu krn blm mampu berbahasa inggris dgn baik.

Namun dasarnya pejuang tangguh, & penyuka tantangan, anakku menyakinkan sy saat itu, bahwa ia siap menerima tantangan hrs belajar bahasa baru & materi pelajaran yg mungkin bs mbuat dia mengulang kelas , asalkan ttp bs bersekolah di SD tsb," tulis Mauren mengawali unggahannya di Instagram, Minggu 11 Juli 2021.

Akhirnya, Mauren mantap menyekolahkan putri sulungnya itu di sekolah bertaraf internasional.

Hal itu bermula karena rasa kecewanya atas materi pembelajaran yang ada di sekolah berkurikulum nasional yang ia nilai tidak kurang tepat.

"Dipertengahan kelas 2 SD ,sulungku mantap merelakan sekolah lamanya, yang memberinya lebih banyak fasilitas dan berhalaman luas, demi sekolah barunya, yang walau kecil namun telah mampu mencuri hati kami teramat dalam," lanjutnya.

Akhirnya, Maudy Ayunda pun menamatkan sekolahnya di SD Mentari Intercultural Schooling Jakarta dan melanjutkan SMP di sekolah yang sama.

"Disanalah akhirnya anak2 sy menghabiskan sekolah dasar hingga masa SMP mereka usai( 9 tahun),
SD dan SMP itu, tumbuh bersama spt keluarga dgn anak2 kami. Sekarang sekolah tsb sdh mjadi besar bahkan menjd sekolah International fav, yg memiliki byk murid." lanjut ibu dua anak itu.

Tak seperti yang dibayangkan banyak orang, biaya yang dibutuhkan untuk pendidikan Maudy saat SD tidaklah semahal yang diperkirakan.

Karena kala itu, SD tempat Maudy bersekolah bisa dikatakan masih baru.

Bahkan, SD tersebut baru memiliki 2 angkatan.

"Bicara soal uang sekolah, SD yg saat itu baru punya 2 angkatan belumlah pede membandrol harga mahal seperti sekarang," sambung Mauren.

Kemudian tiba lah saat Maudy Ayunda menentukan sekolahnya setelah lulus SMP.

Diceritakan Mauren, Maudy Ayunda pun telah menentukan sekolah pilihannya.

Karena memiliki tekad kuat untuk masuk ke sekolah incaraannya, Maudy pun menawarkan diri untuk membiayai sekolahnya sendiri.


Mengingat saat itu Maudy Ayunda sudah memiliki penghasilan sendiri dari dunia entertain.

Kendati demikian, Mauren merasa tak sampai hati membiarkan sang anak mengeluarkan uang sendiri untk biaya pendidikan.

Akhirnya Mauren mencari solusi lain dengan memberikan penawaran kepada Maudy.

Mauren akhirnya memberikan pilihan untuk menjual mobil antar jemput, dengan konsekuensi, Maudy dan adiknya harus naik bis saat sekolah.

"Selama SMA kubiarkan anak-anak naik bis jemputan sekolah setiap hari dari Bintaro ke Kemang,.

Walau mereka hrs dijemput lebih pagi dan pulang lebih sore, bahkan kadang tertidur dimobil krn mobil itu berisi sampai 12 orang utk area Jakarta selatan yg hrs diantar jemput satu persatu," lanjut Mauren.

Pilihan tersebut memang diakui Mauren adalah keputusan yang cukup berat untuk dijalani.

"Sebuah pengalaman cukup berat masa itu namun manis untuk dikenang sekarang," ungkapnya.

Ibu Maudy kemudian berpesan, tentang pertimbangan menyekolahkan anak di sekolah internasional dibanding sekolah nasional. 

Bahwa tak ada yang salah dengan pilihan tersebut.

Kaarena, setiap orang tua berharap yang terbaik untuk pendidikan anaknya, asalkan pilihan tersebut menghasilkan pembelajaran kehidupan dan layak dperjuangkan untuk anak tersebut.

"Tapi kalau keputusan yang diambil tersebut berbuah lebih banyak pembelajaran kehidupan, layak diperjuangkan bukan?," pungkas Mauren.