Skip to main content
Penumpang Sriwijaya Air Asy Habul Yamin Teridentifikasi, Keluarga Ungkap Misinya Datang ke Jakarta

Penumpang Sriwijaya Air Asy Habul Yamin Teridentifikasi, Keluarga Ungkap Misinya Datang ke Jakarta


Empat orang penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 telah berhasil teridentifikasi oleh Tim DVI Polri hingga Selasa (12/1/2021).

Salah satu korban yang sudah teridentifikasi adalah jenazah Asy Habul Yamin (36).

Berdasarkan data kependudukannya, Asy Habul Yamin tinggal di kawasan Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Adik ipar Sandra Harisandi mengungkapkan Asy Habul Yamin sudah lama pindah ke Pontianak.

"Seingat saya sih dari tahun 2011 atau 2012 (Asy Habul Yamin pindah ke Pontianak)," kata Sandra saat ditemui di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (13/1/2021).

Sandra pun menceritakan tujuan Asy Habul Yamin selama berada di Jakarta.

Asy Habul Yamin datang ke Jakarta bersama Faisal Rahman.

"Sebenarnya almarhum memang berdagang di Sintang, Kalimantan Barat. Ke Jakarta sini dalam rangka keperluan belanja lah, belanja barang dagangan," ungkap dia.

Menurut dia, ini bukan pertama kalinya Asy Habul Yamin dan Faisal Rahman berkunjung ke Jakarta dalam rangka berbelanja barang dagangan.

"Mereka memang rutinitas kalau belanja barang dagangan. Belanja ke Jakarta terus balik lagi ke Pontianak," sambung Sandra.

"Di sana kan ada usaha dagang pakaian, jadi abang sama adik ipar saya ini memang berdagang," tambahnya.

Asy Habul Yamin masuk dalam manifes Sriwijaya Air SJ-182 tercatat dalam nomor 40.

Berbeda dari jenazah lain yang sebelumnya teridentifikasi, Tim DVI Polri mendapati bagian tubuh jenazah Asy Habul Yamin pada dua kantong jenazah, nomor 00729 dan 0029.

Kapus Inafis Mabes Polri Brigjen Hudi Suryanto menjelaskan, jenazah Asy Habul Yamin teridentifikasi berdasar hasil pencocokan sidik jari data antemortem dengan posmortem.

Bedanya sidik jari yang digunakan bukan telunjuk kanan, melainkan jempol. Hasilnya ditemukan 12 titik kecocokan sehingga identifikasi akurat.

"Satu (sidik jari) diambil dari e-KTP, yang satu diambil dari sidik jari korban, jempol kanan. Jadi untuk mengidentifikasi itu yang mudah diambil dari sampel jempol dan telunjuk," ucap Hudi.

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak empat menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.

Pesawat jenis Boeing B737-500 itu sudah berusia 26 tahun dan beroperasi sejak 1994.

Sosok Asy Habul Yamin

Selain Asy Habul Yamin, dua orang yang teridentifikasi pada Selasa (12/1/2021) sore adalah kopilot Nam Air Fadly Satrianto (38) dan Khasanah (50).

Ada misi keluarga di balik kepergian Asy Habul Yamin dan Faisal Rahman ke Jakarta, seperti diungkap Budi Kurniawan, juru bicara keluarga.

Terungkapnya identitas Asy Habul Yamin bersama Fadly Satrianto dan Khasanah disampaikan Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono.

"Atas nama Fadly Satrianto, kedua atas nama Khasanah, ketiga atas nama Asy Habul Yamin. Terdapat tiga korban teridentifikasi," kata Rusdi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Selasa (12/1/2021) sore.

Jenazah Asy Habul Yamin masuk dalam manifes Sriwijaya Air SJ-182 tercatat dalam nomor 40.

Berbeda dari jenazah lain yang sebelumnya teridentifikasi, Tim DVI Polri mendapati bagian tubuh jenazah Asy Habul Yamin pada dua kantong jenazah, nomor 00729 dan 0029.


Kapus Inafis Mabes Polri Brigjen Hudi Suryanto menjelaskan, jenazah Asy Habul Yamin teridentifikasi berdasar hasil pencocokan sidik jari data antemortem dengan posmortem.

Bedanya sidik jari yang digunakan bukan telunjuk kanan, melainkan jempol. Hasilnya ditemukan 12 titik kecocokan sehingga identifikasi akurat.

"Satu (sidik jari) diambil dari e-KTP, yang satu diambil dari sidik jari korban, jempol kanan. Jadi untuk mengidentifikasi itu yang mudah diambil dari sampel jempol dan telunjuk," ucap Hudi.

Pewaris Bisnis Keluarga

Faisal Rahman dan Asy Habul Yamin merupakan kakak beradik. Asy Habul Yamin kakak sulung dan Faisal Rahman adik bungsu. Keduanya berangkat dari Sintang ke Jakarta sebelum Natal 2020 lalu.

Mereka rutin untuk berbelanja pakaian dalam jumlah besar. Keduanya dipercaya sebagai pewaris bisnis keluarga berupa pakaian dengan nama toko Cahaya Busana Sintang.

“Ke Jakarta karena memang aktivitas keluarga ini kan pebisnis jual beli pakaian,” kata Budi Kurniawan, juru bicara keluarga seperti dilansir Tribun Pontianak, Selasa (12/1/2021).

Asy Habul Yamin sudah mengelola Toko Cahaya Busana sejak tahun 2010. Sementara Faisal Rahman baru beberapa bulan terakhir dipercaya orangtuanya.

Kepergian Faisal Rahman ke Jakarta bersama Asy Habul Yamin merupakan kali pertama dalam rangka belajar belanja pakaian untuk bisnis keluarga.

“Situasi seperti sekarang, bisnis keluarga dilimpahkan kepada anaknya terutama yang tua. Asy Habul Yamin diminta mengajar dan mendidik adiknya cara belanja pakaian dan segala macam."

"Orangtuanya pun mau mengalihkan itu semua ke anaknya. Memang aktivitas mereka sering ke Jakarta-Pontianak, kadang sebulan di sini, terus ke Jakarta,” cerita Budi.

Adik Asy Habul Yamin Konten Kreator

Asy Habul Yamin dan Faisal Rahman putra pasangan Masrizal dan Mariyati ini tercatat sebagai warga Jalan MT Haryono, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

Faisal Rahman memiliki akun IG @Classics_fay dengan 19 ribu followers. Dalam profilnya, pria yang akrab disapa Fay memiliki usaha penjualan pakaian bernama Toko Cahaya Busana.

Ia juga menuliskan dirinya sebagai produser musik, pianis dan gitaris. Karyanya bisa dilihat di akun Youtubenya Dunia Malam TV (DM.TV).

Di berbagai karyanya, Fay mencantumkan dirinya sebagai pengisi suara, music dan sound serta legal content.

Fay banyak menampilkan kepiawaian dalam memainkan alat musik dan olah vokal di setiap unggahannya.

Postingan Fay di Instagram maupun konten YouTubenya dibanjiri doa dari para warganet setelah tahu dirinya masuk dalam daftar manifes Sriwijaya Air SJ-182.

Fay mengenyam pendidikan di MIN Sintang, lalu kuliah di Yogyakarta dan terakhir lulus dari Binus University, jurusan Ilmu Kumputer 2007-2013.

Meski tak punya pertalian darah, Budi menganggap keduanya layaknya adik sendiri karena sudah mengenalnya sejak kecil.


“Harapan kami tidak banyak. Andai kata sudah tidak selamat, minimal jasadnya ada. Itu harapan kami. Kami pun di sini cuma bisa berharap ada mukjijzat. Selamat itu harapan terbesar kita,” kata Budi.

Mulanya Ingin Terbang dengan Nam Air

Menurut keluarga, Asy Habul Yamin dan Faisal Rahman mulanya bukan penumpang Sriwijaya Air SJ-182 tapi penumpang Nam Air.

Seharusnya mereka berangkat dari Jakarta tujuan Pontianak pada 9 Januari 2021, pukul 07.00 WIB menggunakan pesawat Nam Air.

Pada pukul 10.00 WIB, Asy Habul Yamin menelepon sang istri bahwa pada keberangkatan pesawatnya mengalami penundaan.

"(Kata suaminya) pihak maskapai yang memberitahukan bahwa keberangkatan jadi, cuma delay sampai pukul 13.00 wib. Lalu, pesawatnya dialihkan ke Sriwijaya Air,"
cerita Budi.

Pesawat Sriwijaya Air Sj-182 yang dijadwalkan yang terbang pukul 13.25 WIB mengalami delay, dan baru lepas landas pada pukul 14.36 WIB.

Alasannya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 delay karena cuaca di Bandara Soekarno-Hatta hujan lebat saat akan take off pukul 13.25 WIB.

Pesawat tersebut kemudian hilang kontak dengan menara pengawas terjadi pada Sabtu sore, pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan sekitar Pulau Laki, Kabupaten Kepulauan Seribu.

Di pesawat tersebut diawaki 6 awak aktif, dengan rincian penumpang 40 dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi dan 6 awak Nam Air sebagai penumpang.