Ternyata ada perasaan berbeda yang dialami oleh para penyelam hingga tim
rescuer demi mencari korban Sriwijaya Air.
Penyelam mencari korban jatuhnya Sriwijaya Air memiliki sensasi berbeda.
Satu di antara para tim rescuer adalah Ajie Panangian, penyelam rasakan bak
masuk ke dunia lain saat evakuasi.
Ajie Panangian hanya bisa berserah kepada Tuhan saat mulai melakukan amanah
yang diemban.
Termasuk dalam pengalaman penyelamatan terbarunya, Aji Panangian merasakan
adanya hal berbeda saat acap kali merasakan pengalaman evakuasi jenazah di
dalam air.
Diakui Ajie Panangian, ia saat ini sudah 12 tahun bergabung dalam relawan
Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI).
Dituturkan Ajie, meninggalkan anak dan istri demi misi kemanusiaan sudah
dilakukannya selama bertahun-tahun menjadi penyelam POSSI.
Bagi dia, merupakan sebuah kewajaran apabila ada kecemasan dan rasa takut
saat akan terjun ke bawah air.
Namun, segala kekhawatiran itu selalu lenyap seketika saat Ajie berserah
kepada Yang Maha Kuasa.
Apalagi, tugas evakuasi korban kecelakaan di perairan merupakan panggilan
jiwa bagi dia.
"Rasa khawatir itu wajar terjadi di dalam diri setiap penyelam," kata Ajie.
"Karena kan kita masuk di dunia lain, dunia yang sangat berbeda, dunia yang
kita tidak tahu ada apa di bawah sana.
Jadi kita percayakan kepada Tuhan, kita percaya kita seperti ketuk pintu
masuk ke rumah orang," sambungnya.
Sementara itu, pantauan terbaru dari pencarian para korban Sriwijaya Air SJ
182 memang dimaksimalkan.
Diketahui jenazah korban Sriwijaya Air SJ 182 di hari keempat ini tampaknya
mulai mengapung ke atas air.
Sudah bisa ditemukan sekitar 139 kantong jenazah yang ada di perairan
sekitar Kepulauan Seribu.
Dikutip dari Sriwijaya Post via TribunWow.com, jenazah korban mulai
mengambang dan bermunculan di perairan Kepulauan Seribu.
Disampaikan Komandan Satuan Tugas Laut (Dansatgala) Operasi SAR Sriwijaya
Air. Laksamana Pertama Yayan Sofyan, timnya menemukan bagian tubuh mengapung
di laut sekitar KRI Rigel.
Menurutnya, temuannya tersebut sudah dibawa ke KRI Tenggiri 865 sebelum
dikirim ke dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Pagi tadi dua bagian (tubuh). Lalu pada Senin malam sekitar pukul 18.00 WIB
juga ada bagian tubuh yang mengapung di dekat KRI Rigel," ujarnya, Selasa
(12/1/2021).
Sementara itu hingga hari keempat, tercatat sudah ada 139 kantong jenazah
korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air yang diterbangkan oleh Captain Afwan.
Terbaru pada hari Selasa (12/1/2021), tim pencarian mengevakuasi 65 kantong
jenazah.
Kepastian tersebut disampaikan oleh Kepala Basarnas Marsekal Mada TNI (Purn)
Bagus Puruhito.
"Hari ini kita mendapatkan 65 kantong jenazah. Total menjadi 139 kantong
jenazah yang sudah kita temukan," kata Bagus dalam jumpa pers di JICT II,
Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa malam, dikutip dari Kompas.com.
Selain fokus pada pencarian jenazah, pihaknya juga masih terus mencari
serpihan-serpihan pesawat.
Sejauh ini sudah ada 26 kantong berisi serpihan pesawat.
Termasuk yang terbaru ditemukannya bagian terpenting dari pesawat, yakni
black box Sriwijaya Air SJ182.
Meski kotak hitam pesawat sudah ditemukan, dirinya memastikan pencarian
masih akan diteruskan.
Menurutnya masih ada bagian penting pesawat yang harus ditemukan, yakni
cockpit voice recorder (CVR) yang berisikan percaakapan antara pilot dengan
kopilot.
"Untuk rencana besok, kita masih fokuskan pada pencarian dan evakuasi
korban, yang dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh unsur SAR di bawah
koordinasi Basarnas," ucap Bagus.
"Kemudian kita juga masih meneruskan pencarian material serpihan dari badan
pesawat serta CVR," lanjutnya.
Keadaan bawah laut ketika proses evakuasi pesawat Sriwijaya Air SJ 182
dilakukan juga menemukan berbagai hal tak terduga.
Misalnya saja beberapa barang dan benda yang dimiliki oleh para korban
penumpang Sriwijaya Air SJ 182.
Tim evakuasi masih berfokus utama kepada pencarian korban.
Terlihat tim penyelam menemukan beberapa benda yang diduga menjadi milik
penumpang maupun kru SJ 182.
Selain itu terdapat beberapa potong pakaian yang diduga milik korban
kecelakaan pesawat.
Potongan kain itu sedikit terkubur pasir yang ada di dasar laut.
Tim penyelam berputar-putar di titik tersebut untuk menemukan sisa
kecelakaan pesawat Sriwijaya Air.
Termasuk di antara pakaian yang ditemukan tim penyelam, ada sepotong kain
berwarna hitam dengan merk Gucci.
Tim mengambil beberapa potong kain yang mulai terbenam pasir tersebut.
Beberapa lembar uang yang diduga milik korban turut ditemukan dalam
pencarian itu.
Lembaran uang itu juga dimasukkan ke kantong yang dibawa tim penyelam.
"Temuan dari penyelam sampai hari keempat ini sudah maksimal, berupa tiga
potongan tangan, satu jaringan kulit, dua rambut beserta kulit kepala, serta
barang korban," kata Iptu Wahyu.
Selain itu tim SAR juga menemukan uang tunai dengan rincian tiga lembar uang
pecahan Rp100 ribu dan satu lembar uang pecahan Rp50 ribu.