Skip to main content
Bagian Tubuh Hanyut Sejauh 5 Mil, Korban Sriwijaya Air Ditemukan Anak-anak Lagi Main Bola

Bagian Tubuh Hanyut Sejauh 5 Mil, Korban Sriwijaya Air Ditemukan Anak-anak Lagi Main Bola

Anak-anak yang sedang bermain bola di Pantai Kis, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, menemukan bagian tubuh yang hanyut.

Potongan tubuh itu, diduga korban Sriwijaya Air.

Mengingat lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dengan lokasi itu tak sampai berjarak 5 mil.

"Dugaan kami itu salah satu bagian, atau kami sebutnya body part dari penumpang pesawat Sriwijaya Air, karena jarak antara Pulau Lancang ke Pantai Kis tidak sampai 5 mil," kata Kapolsek Pakuhaji AKP Dodi Abdul Rohim dilansir dari Kompas.com, saat dikonfirmasi, Rabu (20/1/2021).

Setelah ditemukan, potongan tubuh tersebut dimasukan ke dalam kantong jenazah dan diserahkan ke Pos Basarnas di Mauk.

Lebih lanjut, potongan tubuh tersebut dikirim menggunakan KRI Rigel ke Posko JICT, Tanjung Priok.

Dodi menjelaskan, kondisi bagian tubuh yang ditemukan sudah rusak.

Meski begitu, ada beberapa helai rambut yang kemungkinan dapat diidentifikasi,

Setelah penemuan tersebut, polisi melakukan penyisiran di pantai.

"Kami sisir, karena sudah satu minggu. Kami yakin ada body part terbawa ke pesisir, kami lakukan penyisiran terus, besok dilanjutkan kembali," kata dia.

43 jenazah teridentifikasi

Tim Disaster Victim Identification (DVI) masih berupaya mengidentifikasi jenazah penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak.

Dari total 62 penumpang yang dilaporkan hilang, Kepala RS Polri Kramat Jati Brigjen Asep Hendradiana Tim DVI sudah berhasil mengidentifikasi setengahnya.

"Total korban teridentifikasi sejumlah 43 jenazah. Total jenazah yang udah diserahkan ke pihak keluarga sebanyak 32 jenazah," kata Asep di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur Rabu (20/1/2021).

Jumlah tersebut berdasar catatan Tim DVI hingga Rabu (20/1/2021) pukul 17.00 WIB atau hari ke-12 kegiatan proses identifikasi korban Sriwijaya Air SJ-182.

Dari tiga parameter identifikasi lewat DVI yakni sidik jari, gigi, dan DNA, hingga kini belum ada jenazah korban yang teridentifikasi lewat pencocokan data gigi.

Komandan Tim DVI Kombes Hery Wijatmoko mengatakan penyebabnya karena data antemortem (sebelum kematian) dan postmortem (setelah kematian) gigi minim.

"Belum ada (teridentifikasi) dari gigi karena bodypart (posmortem) terkait gigi sangat minim. Data antemortem gigi dari keluarga tidak semuanya ada," ujar Hery.

Beda dengan identifikasi lewat DNA yang data postmortemnya dapat diambil dari berbagai bagian tubuh jenazah, termasuk jaringan otot dan tulang.

Identifikasi lewat gigi hanya bisa menggunakan bagian gigi, sebagaimana sidik jari yang butuh bagian jari korban untuk proses identifikasi.

Sementara data antemortem gigi dari pihak keluarga meliputi riwayat catatan pemeriksaan gigi, foto panoramik, dan cetakan gigi korban masih minim.

Pun gigi merupakan bagian tubuh yang relatif kuat terdampak kecelakaan namun bila tidak ditemukan maka identifikasi lewat gigi tak mungkin dilakukan.

Minimnya data gigi dan tak semua bagian tubuh yang dievakuasi merupakan tangan membuat identifikasi jenazah korban kini difokuskan lewat pencocokan data DNA.

Katim Rekonsiliasi Tim DVI Kombes Agung Widjajanto mengatakan kendala identifikasi dalam masing-masing kasus kecelakaan memang berbeda.

"Bahwa di setiap operasi DVI, mempunyai tingkat kerumitan yang berbeda-beda, jadi tidak ada operasi DVI yang mudah berjalan," tutur Agung.

Ke-43 korban yang sudah teridentifikasi yakni Okky Bisma (29), Khasanah (50), Fadly Satrianto (38), Asy Habul Yamin (36), Indah Halimah Putri (26), Agus Minarni (47), Ricko (32).

Ihsan Adhlan Hakim (33), Mia Trasetyani (23), Yohanes Suherdi (37), Pipit Priyono (23), Supianto (37), Toni Ismail (59), Dinda Amelia (16), Isti Yudha Prastika (34), Putri Wahyuni (25).

Rahmawati (59), Makrufatul Yeti (30), Rosi Wahyuni (51), Rizki Wahyudi (26), Nelly (49), Beben Sopian (58), Arifin Ilyas (26), Arneta Fauzia (38), Fao Nuntius Zai (11 bulan), Yunni Dwi Saputri (34).

Iu Iskandar (52), Oke Dhrrotu​ Jannah (24), Diego Mamahit, Didik Gunardi (49), Athar Rizki Riawan (8), Gita Lestari Dewi (36), Fathima Ashalina Marhen (2), Rahamnia, Ekananda (39).

Kolisun (37), Grislend Gloria Natali (28), Faisal Rahman (30), Andi Syifa Kamila (26), Shinta (23), Mulyadi (39), Yulian Andika (33), Ratih Rindania (32), Teofilus Uladari (22).

(*)