Skip to main content
Akhirnya Terkuak Alasan Rohimah Ceraikan Kiwil? Selama ini Ditutupi, Psikolog Sebut Berani, 'Pasti'

Akhirnya Terkuak Alasan Rohimah Ceraikan Kiwil? Selama ini Ditutupi, Psikolog Sebut Berani, 'Pasti'


Perceraian Kiwil dan Rohimah, istri pertamanya kini tengah menjadi sorotan.

alasan Rohimah gugat cerai Kiwil setelah 22 tahun nikah dan dipoligami pun membuat publik penasaran.

Psikolog ikut angkat bicara terkait langkah Rohimah gugat cerai Kiwil.


Seperti diketahui, setelah mengajukkan cerai, Rohimah enggan membeberkan alasan pasti dirinya mantap berpisah dengan Kiwil.

Menurut Rohimah, cukup dirinya yang mengetahui penyebabnya menggugat cerai pelawak 48 tahun itu.

Rohimah merasa kurang pantas jika membongkar persoalan rumah tangga ke depan publik.

Rohimah menggugat cerai suaminya ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Selasa (15/12/2020).

Gugatan ini dilayangkan pasca kabar pernikahan siri Kiwil dengan pengusaha asal Kalimantan, Eva Bellisima terkuak.

Benarkah alasannya datang ke Pengadilan Agama berkaitan dengan hal ini?

Seorang psikolog menganalisa alasan Rohimah menggugat cerai Kiwil setelah puluhan tahun berubah tangga.

Dari sisi psikologis, rupanya ada 3 faktor penyebab utama Rohimah yakin akan keputusannya menggugat cerai Kiwil.

Dikutip TribunJatim.com dari TribunBogor, Psikolog Joice Manurung mengatakan, tidak ada manusia yang bersedia secara sukarela hidup dalam tekanan.

Sehingga setiap orang ketika mendapat tekanan, akan berusaha untuk keluar agar mendapatkan kondisi yang aman dan seimbang.

"Di sini ada beberapa courage ( keberanian ) yang ditampilkan oleh Rohimah," kata Joice Manurung.


Pertama, lanjutnya, adalah moral courage, dimana seseorang bisa berdiri di atas prinsip atau nilai yang dianut tanpa terpengaruh lagi oleh masukan orang lain.

Kemudian ada empathetic courage, yang berbicara tentang keberanian untuk mengakui bahwa memang ada personal bias.

"Ada perbedaan pandangan antara orang dengan orang yang boleh jadi memunculkan konflik," jelas Joice Manurung.

"Nah jika jadi konflik, pasti ada kemungkinan enggak bersabar lagi, enggak bersatu lagi. Dia berani menghadapi ini," sambungnya.

Oleh karena itu, menurut Joice Manurung kondisi itu yang membuat Rohimah berani mengambil keputusan bercerai.

Ia membaca, kondisi psikologis Rohimah sedang berada di bawah tekanan.

Pasalnya, keputusan Rohimah untuk menggugat cerai Kiwil rupanya bukan datang secara tiba-tiba.

Melainkan dari jauh-jauh hari hingga akhirnya ia membulatkan tekad untuk mengumpulkan keberaniannya menggugat cerai Kiwil.

"Tertekan pasti. Tidak ada orang yang mau ada dalam situasi yang tidak jelas dan memberikan ketidaknyamanan," jelasnya.

Hal ini, kata Joice Manurung, bisa dilihat saat Rohiman sempat rela dipoligami saat Kiwil menikah dengan Meggy Wulandari.

Namun begitu Kiwil menikahi Eva Bellisima, Rohimah sepertinya sudah tidak kuat dan memilih untuk bercerai.

Sementara Rohimah mengaku sudah banyak yang dipertimbangkan sebelum akhirnya berani melayangkan surat cerai untuk Kiwil.

Tak mudah baginya mengakhiri hubungan rumah tangga yang sudah terjalin selama 22 tahun.

Namun Rohimah merasa ini adalah jalan yang terbaik.

"Ya memang berat sih ya, tapi saya jalanin dulu aja deh," kata Rohimah.

Pesan Meggy Wulandari

Sementara itu, mantan istri kedua Kiwil, Meggy Wulandari memberikan pesan menohok kepada Kiwil.

Dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Meggy Wulandari mengaku kaget saat mengetahui Kiwil digugat istri pertamanya, Rohimah.

Betapa tidak, rumah tangga Rohimah dengan Kiwil sudah terbangun selama 22 tahun.

Sebagai wanita yang pernah membina rumah tangga dengan Kiwil hampir 17 tahun, dia mengingatkan agar mantan suaminya itu bisa jadi imam yang baik bagi istrinya.

Kiwil sebagai suami, kata Meggy, harus bertanggung jawab atas Rohimah dan anak-anaknya.

"Jangan kau berbahagia di atas penderitaan istrimu yang sudah memperjuangkanmu, yang sudah memperjuangkan dari titik nol sampai kau jadi seperti ini. Tidak ada yang bisa membayar kebahagiaan dengan apa pun karena bukan harta, tapi dari kenyamanan hati," tutur dia.

(*)